Rabu, 29 Desember 2010
0
Pengembangan Teknologi Alternatif Fuel Cell
Alternative Energy transfer of technology, Hal ini ialah sangat penting
Preambul UUD 1945 alinea 4 menegaskan bahwa didirikan NKRI bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkaitan dengan hal ini, kemajuan negara sangat dipengaruhi oleh kemampuan menguasai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi. Untuk kepentingan pencerdasan seluruh rakyat bangsa ini, perguruan tinggi menjadi sarana efektif guna kepentingan pecerdasan tersebut. Perguruan tinggi diharapkan secara intensif dan aktif berinteraksi melakukan pengabdian masyarakat melalui pengembangan ilmu pengetahuan.
Bagaimanapun juga perguruan tinggi menjadi salah satu ikon tempat tersimpannya ilmu pengetahuan, dan di tempat itulah tersimpan informasi penelitian terkini. Tentu saja setiap informasi hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan bagi kepentingan sosial. Dalam hal ini, perguruan tinggi tidak mempunyai sifat eksklusif, tetapi, selalu terbuka untuk publikasi atas temuan-temuannya. Sudah barang tentu, hasil penelitian itu mustinya selalu dipublikasikan oleh perguruan tinggi agar terserab ke masyarakat.
Ada banyak penelitian-penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan walaupun kadang kala masih tahap awal yang memerlukan dukungan, terutama sekali untuk memotivasi keberlanjutannya sampai dapat diabdikan kemasyarakat.
Contoh penelitian perguruan tinggi yang boleh dikatakan akan bermanfaat dimasa yang akan datang, adalah penelitian tentang tehnologi fuel cell. Penelitian tehnologi ini haruslah berkelanjutan, agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas. Tehnologi alternative fuel cell ini dapat dipergunakan untuk pembangkit listrik. Ini adalah tehnologi pembangkit listrik yang dihasilkan oleh proses kimiawi tertentu. Pesoalan tehnologi ini masih tergolong mahal untuk sekarang ini. Perlu diadakan penelitian lanjutan agar mencapai tahapan yang paling murah. Ini adalah kuncinya. Persoalan ditemui di perguruan tinggi, adalah penelitian masih berjalan di penelitian dasar tentang tehnologi alternative fuel cell.
Ini berbeda dengan penelitian fuel cell yang sudah dilakukan oleh perguruan-perguruan tinggi di N`egara-Negara maju. Arus perhatian perguruan tinggi sudah sangat serius dan intens. Hasil penelitian tentang tehnologi ini dipandang sangat prospek mengatasi persoalan penggantian bahan bakar berbasis minyak fosil di masa yang akan datang. Universitas California misalnya, lembaganya yang bernama National Fuel Cell Reserch Center telah melakukan berbagai penelitian komprehensif tentang fuel cell, dan sekaligus technologi penghasil hydrogen sebagai bahan bakarnya. Lembaga tersebut dan lembaga Negara maju lainnya sudah sering mempublikasikan hasil penelitiannya melalui pameran-pameran mempertontonkan tehnologi fuel cell. Haruslah diakui bahwa pihak-pihak swasta sangat tertarik dengan hasil penelitian ini. Tidak jarang, ketertarikan pengusaha besar terhadap tehnologi fuel cell ini, menghasilkan sebuah kerjasama yang potensial untuk pengembangan lebih lanjut, bahkan sampai kepada perakitan di jenjang yang lebih riil berupa mobil tehnologi fuel cell. Ada banyak perusahaan-perusahan swasta yang telah merakit sebuah kendaraan roda empat bertehnologi fuel cell sebagai hasil dari absorbsi pengetahuan yang telah dilakukan.
Pada dasarnya, tehnologi ini sangat potensial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan. Pasalnya, tehnologi fuel cell, dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar hydrogen yang jika diproduksi secara besar-besaran akan jauh lebih murah ketimbang bahan bakar berbasis minyak bumi, seperti bensin, solar, dan lain sebagainya. Tentu saja keunggulan lain dari tehnologi ini, seperti ramah lingkungan. Mengapa dikatakan ramah lingkungannya? Karena pembuangan dari kendaraan bertehnologi ini berupa zat cair yang setara dengan air bersih. Adapun keunggulan yang lain adalah bahan bakar yang digunakan berupa hydrogen yang stok sumber daya alam untuk itu sangat berlimpah ruah diindonesia. Di samping itu, satu hal yang perlu dicatat bahwa material inti pembuatan tehnologi fuel cell ini banyak terdapat di Indoneisia. Artinya, Negara ini menjadi sangat potensial untuk produksi tehnologi ini, bahkan dapat memproduksi material inti tersebut dalam jumlah yang cukup banyak. Berdasarkan uraian yang terakhir itu, peran perguruan tinggi menjadi sangat pe nting. Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi saat ini masihlah berada di tataran tangga pertama yaitu penelitian dasar. Pada hal, penelitian dasar tentang fuel cell saat ini sudah tidak dimungkinkan lagi untuk mengejar ketertinggalan. Aliran penelitian yang dilakukan oleh Negara maju sudah sampai kepada tangga yang lebih tinggi yaitu untuk kepentingan komersial. Artinya, jika perguruan tinggi masih berkutat di tangga pertama, maka akan menghabiskan waktu, dan bisa jadi, ketika penelitian sudah dilakukan sampai anak tangga tengah, maka perguruan tinggi di Negara maju sudah sampai di anak tangga paling atas. Jika hal itu terjadi, maka sangat penting untuk diperhatikan bahwa Indonesia akan menjadi pasar yang empuk untuk penjualan tehnologi berbasis fuel cell.
Gerak langkah perguruan tinggi harus mampu menekan ketertinggalan ini sampai derajat terendah. Pada dasarnya, pra-kondisi yang selaras dibutuhkan untuk menekan ketertinggalan itu. Tentu saja perguruan tinggi tidak dapat berdiri sendiri untuk mengatasi soal ketertinggalan ini. Perguruan tinggi memerlukan pihak-pihak lain, seperti Kementrian Pendidikan (diknas), Pemda, Swasta, dan Lembaga Penelitian lainnya. Sinergisitas antar berbagai pihak itu mempermudah langkah bagi perguruan tinggi membuat sebuah pendekatan baru guna meneliti tehnologi alternatif fuel cell ini setaraf dengan anak tangga di Negara Negara maju. Apa yang harus dilakukan?
Hasil sementara pengembangan tehnologi alternative fuel cell di Negara maju, sudah mampu menghasilkan energy listrik berdaya 100 KWatt, bahkan ada yang sudah mampu membuat fuel cell jenis oksid pada sekala MWatt. Ini menunjukan penelitian dasar tidaklah cukup menyamakan derap langkah dengan hasil penelitian di Negara Negara maju. Alih tehnologi ini dapat menekan ketertinggalan ini. Mengapa? Setelah perguruan tinggi yang didukung oleh elemen-elemen tersebut di atas membuat terobosan alih tehnologi, maka konsentrasi penelitian berubah, yaitu berada di level pengembangan tehnologi fuel cell jenis oksid
Dengan cara ini, akan menghemat biaya pembangunan teknologi fuel cell. Langkah alih tehnologi ini sangat penting dilakukan se-awal mungkin sebagai upaya mengantisipasi terjadinya proteksi teknologi yang akan dilakukan oleh Negara maju. Untuk itu, perlu sinergisitas berbagai pihak (dalam hal ini adalah Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Pemda, Swasta, dan Lembaga Penelitian lainnya) agar duduk bersama menyatukan pikiran untuk membuat pendekatan yang mendukung pengembangan tehnologi fuel cell. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2005 Tentang Alih Tehnologi, sangat dimungkinkan pihak-pihak tersebut untuk bekerja sama melaksanakan program penelitian dan pengembangan tehnologi alternative fuel cell. pada skala MWatt misalnya. Artinya, penelitian langsung dapat dimulai di tataran yang sama dengan penelitian yang sudah dikerjaan di Negara Negara maju. Barangkali, langkah selanjutnya berkisar pada pengembangan desain fuel cell baru yang lebih hemat dan lebih murah. Hal ini juga merupakan masalah yang sedang dihadapi, dan dicarikan pemecahannya di Negara maju. Adapun demikian, paska alih tehnologi proyek garapan penelitian perguruan tinggi berkisar pengembangan tehnologi alternative fuel cell untuk kepentingan efisiensi. Ini berarti pengembangan fuel cell di perguruan tinggi di Indonesia dapat berdaya saing.
Bagaimanapun juga perguruan tinggi menjadi salah satu ikon tempat tersimpannya ilmu pengetahuan, dan di tempat itulah tersimpan informasi penelitian terkini. Tentu saja setiap informasi hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan bagi kepentingan sosial. Dalam hal ini, perguruan tinggi tidak mempunyai sifat eksklusif, tetapi, selalu terbuka untuk publikasi atas temuan-temuannya. Sudah barang tentu, hasil penelitian itu mustinya selalu dipublikasikan oleh perguruan tinggi agar terserab ke masyarakat.
Ada banyak penelitian-penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan walaupun kadang kala masih tahap awal yang memerlukan dukungan, terutama sekali untuk memotivasi keberlanjutannya sampai dapat diabdikan kemasyarakat.
Contoh penelitian perguruan tinggi yang boleh dikatakan akan bermanfaat dimasa yang akan datang, adalah penelitian tentang tehnologi fuel cell. Penelitian tehnologi ini haruslah berkelanjutan, agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas. Tehnologi alternative fuel cell ini dapat dipergunakan untuk pembangkit listrik. Ini adalah tehnologi pembangkit listrik yang dihasilkan oleh proses kimiawi tertentu. Pesoalan tehnologi ini masih tergolong mahal untuk sekarang ini. Perlu diadakan penelitian lanjutan agar mencapai tahapan yang paling murah. Ini adalah kuncinya. Persoalan ditemui di perguruan tinggi, adalah penelitian masih berjalan di penelitian dasar tentang tehnologi alternative fuel cell.
Ini berbeda dengan penelitian fuel cell yang sudah dilakukan oleh perguruan-perguruan tinggi di N`egara-Negara maju. Arus perhatian perguruan tinggi sudah sangat serius dan intens. Hasil penelitian tentang tehnologi ini dipandang sangat prospek mengatasi persoalan penggantian bahan bakar berbasis minyak fosil di masa yang akan datang. Universitas California misalnya, lembaganya yang bernama National Fuel Cell Reserch Center telah melakukan berbagai penelitian komprehensif tentang fuel cell, dan sekaligus technologi penghasil hydrogen sebagai bahan bakarnya. Lembaga tersebut dan lembaga Negara maju lainnya sudah sering mempublikasikan hasil penelitiannya melalui pameran-pameran mempertontonkan tehnologi fuel cell. Haruslah diakui bahwa pihak-pihak swasta sangat tertarik dengan hasil penelitian ini. Tidak jarang, ketertarikan pengusaha besar terhadap tehnologi fuel cell ini, menghasilkan sebuah kerjasama yang potensial untuk pengembangan lebih lanjut, bahkan sampai kepada perakitan di jenjang yang lebih riil berupa mobil tehnologi fuel cell. Ada banyak perusahaan-perusahan swasta yang telah merakit sebuah kendaraan roda empat bertehnologi fuel cell sebagai hasil dari absorbsi pengetahuan yang telah dilakukan.
Pada dasarnya, tehnologi ini sangat potensial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan. Pasalnya, tehnologi fuel cell, dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar hydrogen yang jika diproduksi secara besar-besaran akan jauh lebih murah ketimbang bahan bakar berbasis minyak bumi, seperti bensin, solar, dan lain sebagainya. Tentu saja keunggulan lain dari tehnologi ini, seperti ramah lingkungan. Mengapa dikatakan ramah lingkungannya? Karena pembuangan dari kendaraan bertehnologi ini berupa zat cair yang setara dengan air bersih. Adapun keunggulan yang lain adalah bahan bakar yang digunakan berupa hydrogen yang stok sumber daya alam untuk itu sangat berlimpah ruah diindonesia. Di samping itu, satu hal yang perlu dicatat bahwa material inti pembuatan tehnologi fuel cell ini banyak terdapat di Indoneisia. Artinya, Negara ini menjadi sangat potensial untuk produksi tehnologi ini, bahkan dapat memproduksi material inti tersebut dalam jumlah yang cukup banyak. Berdasarkan uraian yang terakhir itu, peran perguruan tinggi menjadi sangat pe nting. Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi saat ini masihlah berada di tataran tangga pertama yaitu penelitian dasar. Pada hal, penelitian dasar tentang fuel cell saat ini sudah tidak dimungkinkan lagi untuk mengejar ketertinggalan. Aliran penelitian yang dilakukan oleh Negara maju sudah sampai kepada tangga yang lebih tinggi yaitu untuk kepentingan komersial. Artinya, jika perguruan tinggi masih berkutat di tangga pertama, maka akan menghabiskan waktu, dan bisa jadi, ketika penelitian sudah dilakukan sampai anak tangga tengah, maka perguruan tinggi di Negara maju sudah sampai di anak tangga paling atas. Jika hal itu terjadi, maka sangat penting untuk diperhatikan bahwa Indonesia akan menjadi pasar yang empuk untuk penjualan tehnologi berbasis fuel cell.
Gerak langkah perguruan tinggi harus mampu menekan ketertinggalan ini sampai derajat terendah. Pada dasarnya, pra-kondisi yang selaras dibutuhkan untuk menekan ketertinggalan itu. Tentu saja perguruan tinggi tidak dapat berdiri sendiri untuk mengatasi soal ketertinggalan ini. Perguruan tinggi memerlukan pihak-pihak lain, seperti Kementrian Pendidikan (diknas), Pemda, Swasta, dan Lembaga Penelitian lainnya. Sinergisitas antar berbagai pihak itu mempermudah langkah bagi perguruan tinggi membuat sebuah pendekatan baru guna meneliti tehnologi alternatif fuel cell ini setaraf dengan anak tangga di Negara Negara maju. Apa yang harus dilakukan?
Hasil sementara pengembangan tehnologi alternative fuel cell di Negara maju, sudah mampu menghasilkan energy listrik berdaya 100 KWatt, bahkan ada yang sudah mampu membuat fuel cell jenis oksid pada sekala MWatt. Ini menunjukan penelitian dasar tidaklah cukup menyamakan derap langkah dengan hasil penelitian di Negara Negara maju. Alih tehnologi ini dapat menekan ketertinggalan ini. Mengapa? Setelah perguruan tinggi yang didukung oleh elemen-elemen tersebut di atas membuat terobosan alih tehnologi, maka konsentrasi penelitian berubah, yaitu berada di level pengembangan tehnologi fuel cell jenis oksid
Dengan cara ini, akan menghemat biaya pembangunan teknologi fuel cell. Langkah alih tehnologi ini sangat penting dilakukan se-awal mungkin sebagai upaya mengantisipasi terjadinya proteksi teknologi yang akan dilakukan oleh Negara maju. Untuk itu, perlu sinergisitas berbagai pihak (dalam hal ini adalah Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Pemda, Swasta, dan Lembaga Penelitian lainnya) agar duduk bersama menyatukan pikiran untuk membuat pendekatan yang mendukung pengembangan tehnologi fuel cell. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2005 Tentang Alih Tehnologi, sangat dimungkinkan pihak-pihak tersebut untuk bekerja sama melaksanakan program penelitian dan pengembangan tehnologi alternative fuel cell. pada skala MWatt misalnya. Artinya, penelitian langsung dapat dimulai di tataran yang sama dengan penelitian yang sudah dikerjaan di Negara Negara maju. Barangkali, langkah selanjutnya berkisar pada pengembangan desain fuel cell baru yang lebih hemat dan lebih murah. Hal ini juga merupakan masalah yang sedang dihadapi, dan dicarikan pemecahannya di Negara maju. Adapun demikian, paska alih tehnologi proyek garapan penelitian perguruan tinggi berkisar pengembangan tehnologi alternative fuel cell untuk kepentingan efisiensi. Ini berarti pengembangan fuel cell di perguruan tinggi di Indonesia dapat berdaya saing.
by Dr. Ramli Sitanggang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Pengembangan Teknologi Alternatif Fuel Cell”
Posting Komentar